Laman

ANAK

Kamis, 09 Agustus 2012

SEJARAH TENTANG BAH SURIP SANG RAJA REGGAE SUDAH TIADA

Di sebuah kamar kontrakan di gang sempit di Kelurahan Cipayung, Jakarta Timur. Pagi masih jauh. Jarum jam baru menunjuk pukul 04.00 WIB. Sesubuh itu seorang kakek berambut gimbal sudah bangun dari tidurnya. Sudah lima tahun ia tinggal di sini bersama stafnya, Farid, 25 tahun. Tarif sewa kamar lusuh berukuran 3 x 7 meter ini cuma Rp 300 ribu sebulan.
Mbah Surip - Karikatur Selebriti Indonesia
Jangan salah. Kakek berambut gimbal ini bukan sembarang kakek. Namanya kini sohor ke seantero negeri. Tampangnya muncul hampir tiap hari di layar televisi. Dialah Mbah Surip yang kini jadi pembicaraan di mana-mana. Lagu ‘Tak Gendong” ciptaannya tiba-tiba meroket ke tangga lagu paling top, dinyanyikan mulai dari bocah sampai nenek-nenek, dan mengerek nama Mbah Surip ke puncak popularitas.
***
Hari itu sederet agenda sudah menghadang si Mbah. Jam 09.00 dia sudah harus tiba di Warung Apresiasi (Wapres), Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan, untuk rekaman Ceriwis, sebuah acara televisi. Mbah Surip diundang jadi bintang tamu. Setelah itu ada pemotretan di dua tabloid. Malamnya masih ada acara di sebuah stasiun televisi yang lain.
Beres mandi, menyeruput kopi hitam, dan merokok kretek Gudang Garam Merah kesukaannya, si Mbah siap berangkat. Sambil mencangking sebuah gitar butut, ia dibonceng Farid naik sepeda motor pergi ke Kampung Artis, Cipayung, yang berjarak cuma 300 meter dari situ.
Tiba di sana, mereka langsung menuju kantor manajemen Kampung Artis. Di pelataran sebuah mobil Suzuki APV biru berplat B 8155 GX sudah menunggu, lengkap dengan sopir dan seorang asisten bernama Yoni yang disediakan Kampung Artis. “Mobil ini baru seminggu dibeli,” kata si Mbah kepada VIVAnews.
Yoni mengaku baru bekerja seminggu ini membantu Mbah Surip. Si Mbah sendiri memang baru sepekan bergabung dengan Kampung Artis—lembaga yang membantu artis-artis yang lagi naik daun untuk mengelola bisnis mereka.
SDSADA